Minggu, 27 November 2016

Semak Belukar [Puisi] - Rizal Budi Leksono

Jika hatiku kau sebut sebuah kebun; kau bisa datang kesana kapan saja
Kau boleh memetik apa saja
Kau boleh menanam apa saja di sana
Terima kasih jika kau pergi ke kebunku untuk menanam buah yang manis
Dan meninggalkan bibitnya untukku
Aku pasti akan menjaganya dengan baik

Aku harap kau tak menanam semak belukar di sana
Memang, rerumputan dan semak belukar tak dapat kau atur pertumbuhannya;
Aku hanya berpesan
jika kau datang ke kebunku dan tak sengaja menjatuhkan bibit semak belukar di sana, harap cabut sebelum ia mengakar kuat di kebunku
Tanpa kau jatuhkan saja, semak yang tak diharapkan pertumbuhannya pun sudah mudah untuk tumbuh
Apalagi jika kau terlalu sering datang dan menjadi orang yang terlalu baik di hidupku

Kau seorang pengurus kebun saja
Bila suatu saat kau kelelahan, kau bisa berteduh pada pohon yang rindang di kebunku
Bila kau kelaparan, kau bisa memetik kapan saja buahnya
Seperti diriku yang siap sedia ada jika kau butuh
Tapi jangan terlalu berharap
Terlebih jika kau temui kemarau panjang dan hama yang menyerang
Aku memang takkan memberimu apa-apa di hari itu
Mempertahankan hidupku sendiri saja aku kepayahan

Aku selalu mengupayakan untuk tetap mengikuti hukum alam
Dan tidak terlalu berharap diurusi oleh dirimu, hingga suatu hari nanti
Namun perlakuanmu yang spesial
Sudah cukup bagiku
Dan membuatku bergelimang kesyukuran kepada Tuhan
Karena pernah menitipkan penjaga kebun terbaiknya di muka bumi ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar